“Matahari sore memancarkan cahaya keemasan dari langit yang cerah saat kami memasuki Teluk Badjoh, sinar matahari membuat pulau-pulau kecil bercahaya ungu cantik; di ufuk permainan warna dimulai saat senja dimulai, semua corak dari hijau lembut hingga biru laut, dan sebagian dipantulkan oleh laut. Kami semua terkesan dengan kemegahan pemandangan teluk Badjoh. Dr. Had benar, ketika berkata: “Pemandangan ini mengingatkan saya pada Napoli dan Capri, tetapi jauh lebih megah”.”
Tulis Mevrouw Van Bosse pada buku catatan perjalanan Ekspedisi Siboga, Sebagai ilmuwan Mevrouw van Bosse dan Suaminya melakukan perjalanan panjang keliling Netherland Hindia melakukan penelitian tentang Biota Laut. Ekspedisi yang dilakukan pada akhir abad 19 ini berlangsung selama berapa tahun. Nama ekspedisi Siboga di ambil dari nama Kapal Siboga yang mereka digunakan menyusuri perairan indonesia.
Saat berada di sekitar perairan Selatan Sape dan Selat Mollo setelah berhari-hari meneliti lautan, Tim Siboga Ekspedisi mulai kehabisan air bersih. Mereka berharap hujan akan turun dan mereka bisa menampung air yang bisa digunakan untuk mandi dan air minum, namun setelah dinanti tak ada juga tanda-tanda hujan akan turun. Demi keberlanjutan ekspedisi, nahkoda Kapal Siboga pun memutuskan berlayar ke Laboean Badjoh kampung terdekat dari Selat Mollo untuk mencari air.
Di Labuan Bajo – Mevrouw Van Bosse menulisnya dengan kata “Laboean Badjoh” – , mereka diterima oleh De Sisso, salah satu orang belanda yang mendirikan perusahaan Mutiara di kampung nelayan ini. “Rumah Tuan de Sisso tidak berbeda dengan rumah warga lainnya, cuma sedikit besar dan kokoh. Ada listrik yang memberi penerangan dan kenyamanan” Tulis Mevrouw. Sayang, nelayan mutiara yang bekerja dengan de Siso sudah berangkat dan baru kembali 14 hari lagi sehingga mereka tidak bisa bercerita banyak dengan nelayan-nelayan tersebut..
Tim Ekspedisi Siboga akhirnya tinggal di Labuan Bajo selama berapa hari menyelesaikan berapa penilitian di teluk bajo serta, memotret berapa pemandangan Labuan bajo, salah satunya mereka memotret rumah de Siso dengan berapa orang warga.

Foto-foto Ekspedisi Siboga pada tahun 1899 ini juga (mungkin) adalah foto pertama Labuan Bajo diakhir abad 19. Sejauh ini belum ditemukan foto yang lebih tua tentang Labuan Bajo dari foto-foto ini.
Ket: foto hasil diwarnai dr foto asli hitam putih.